FORKEIS UIN Alauddin Makassar Gelar Diklat Ekonomi Syariah

MAKASSAR – Forum Kajian Ekonomi Syari’ah Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (FORKEIS UINAM) mengadakan diklat Ekonomi Syari’ah (DES) ke-XIV dengan mengusung tema “Mencetak Ekonom Rabbani yang Dinamis dan Progresif Guna Tercapainya Kader yang unggul”. Kegiatan ini dilaksanakan di pondok Madinah, Jalan Perintis Kemerdekaan selama tiga hari tepatnya pada 1 sampai 3 Desember 2023.

FORKEIS, Sebagai pelopor ekonomi islam di UIN Alauddin Makassar, membawa misi mendakwahkan nukai-nilai ekonomi syari’ah di dalam dan luar kampus.

Baca juga: Muhammad Dhevy Bijak Dorong Tarif Ekspor Perikanan Indonesia ke Berbagai Negara Bisa Nol Persen

Dewan Alumni dalam hal ini diwakili oleh Manjalin dalam sambutannya menyampaikan bahwa kita berada di Forkeis bukan untuk kepentingan pribadi tetapi Forum kajian Ekonomi Syari’ah itu tujuan kita adalah meningkatkan kalimah Allah SWT dalam bentuk Muamalah.

“Maka dari itu manusia yang paling buruk kata rasulullah orang yang hari kemarin lebih buruk dari pada hari kemarin dan orang yang paling rugi ialah mereka yang hari ini dan kemarin tidak ada perubahan, ” ungkapnya.

Baca juga: Mulyanto: Menperin Harus Serius Kendalikan Harga Minyak Goreng Curah

Selaras dengan sambutan Dewan Alumni, Direktur eksekutif Forkeis Syahrul Gunawan menambahkan bahwa kita merupakan manusia yang dibekali oleh rasa semangat dan juga rasa ikhtiar. Dua kata inilah yang selalu disampaikan agar kita mendapatkan hasil yang bagus.

“Di Forkeis kita mempelajari banyak hal bukan hanya dari segi akademisi ataupun teori saja, namun banyak hal yang bisa kita implementasikan langsung kepada masyarakat, ” imbuh Syahrul Gunawan.

Baca juga: Said Abdullah Minta ‘Candu’ terhadap Dolar Amerika Dikurangi dalam Transaksi Internasional

Harapan untuk Des 14 ialah kedepannya menjadi kader-kader yang berkompeten, mampu memberikan banyak lagi prestasi terhadap forkeis, membawa kembali masa-masa emas dan menjaga erat rasa kekeluargaan yang telah ada sejak lama.

Citizen report: Nursafiqa

Baca juga: Nusron Wahid Nilai Tidak Perlu Ada Relaksasi Kebijakan DMO